Mendiktisaintek dorong pengembangan semikonduktor untuk masa depan

3 weeks ago 7

Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro mendorong pengembangan semikonduktor dan kecerdasan buatan (AI) sebagai penggerak teknologi masa depan.

Melalui keterangan di Jakarta, Kamis, Menteri Satryo memaparkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029, Astacita yang telah digariskan pemerintah, serta rumusan dari Kementerian Investasi terkait sembilan sektor investasi prioritas, di mana semikonduktor termasuk di dalamnya.

Ia menilai semikonduktor berpeluang besar untuk dikembangkan di Indonesia, karena bahan bakunya tersedia di tanah air, seperti silika, lembaga, bauksit, dan emas.

"Kita punya pasir kuarsa SiO2 dan itu ada 27 miliar ton, serta cadangan 330 juta ton yang tersebar di 23 provinsi. Kemudian pasir kuarsa dapat diolah menjadi silikon sebagai bahan utama chip semikonduktor," paparnya.

Menteri Satryo juga menegaskan saat ini semikonduktor dianalogikan sebagai minyak bumi baru dengan nilai pasar 592 miliar dolar AS.

"Kita bisa siapkan dengan regulasi. Kita siapkan bina talenta, kita develop talenta untuk AI dan semikonduktor, tambahkan riset dan pengembangan, itu harus. Kita punya industri yang deep tech, precocious added value, dan kita juga hilirisasi, itu juga penting," ujarnya.

Adapun pada sektor ketahanan pangan, ekonomi hijau, kreatif, digitalisasi, dan kesehatan, Satryo menyebutkan seluruhnya bisa diselesaikan dengan memanfaatkan AI, serta revolusi teknologi masa depan berbasis riset, sehingga menopang pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.

Oleh karena itu, dirinya mengajak para ahli untuk beranjak dari permasalahan yang ada dan mencari solusi untuk permasalahan tersebut, sehingga hasilnya berdampak langsung kepada masyarakat.

"Inovasi harus mengacu pada paradigma transformasi. Jadi, fokus riset berbasis masalah. Kita berangkat dengan masalah dulu," ucapnya.

Ia menuturkan saat ini Indonesia sedang berupaya keluar dari mediate income trap. Dari hasil pengamatannya, banyak kalangan di Indonesia yang masih memiliki produktivitas yang rendah.

“Kalau tidak di-handle dengan baik, kita mendapatkan musibahnya daripada manfaatnya," kata Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro.

Baca juga: Mendiktisaintek tekankan pendalaman ilmu saat berkuliah di luar negeri
Baca juga: Mendiktisaintek puji & dukung inovasi alat pendeteksi kecemasan Itera

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article